Recent

Kamis, 12 Mei 2016

Apakah Fanservice Itu Sesuatu yang Buruk?

Topik yang paling kontroversi dalam anime dan manga adalah fanservice. Rasanya memang mustahil untuk menghindari hal semacam itu tapi, apakah fanservice emang bener-bener sebuah hal buruk?

Apa Itu Fanservice?

Sebelum membahas buruk atau tidaknya fanservice itu, ada baiknya kita mengenal apa itu fanservice itu dulu. Jadi fanservice itu apa? Fanservice adalah suatu gambaran visual yang menampilkan suatu keterbukaan/ketelanjangan tubuh manusia yang harusnya ditutupi, meskipun begitu, biasanya tidak akan sampai menampilkan bagian genital/alat kelamin.


Fanservice sendiri biasanya terdapat di anime-anime yang memiliki genre ecchi. Bukan biasanya lagi sih, memang sudah sewajarnya dan kalau anime yang bergenre ecchi tersebut tidak memiliki fanservice ya bukan anime ecchi namanya.

Fanservice bisa termasuk cewek beroppai yang memakai bikini, pantsu shot, nggak sengaja nyentuh 'anu' momen nakal di antara kedua karakter, atau bahkan pria yang berpakaian minim pun juga termasuk.

Catatan: Fanservice juga tidak harus merujuk pada ketelanjangan, fanservice bisa di klasifikasikan kepada apapun yang ada di anime/manga yang bertujuan untuk menarik perhatian penonton. Seperti misalnya kekerasan, gore.

Anime sudah ada jauh sebelum tahun 1990, saya nggak tau pastinya kapan dan gimana asal mula fanservice. Rasanya kayak udah emang udah ada dari sononya. Fanservice mulai dikenal banyak kalangan di tahun 1980 ketika anime-anime pada saat itu mulai sering menunjukan ketelanjangan terus menerus. Dan semenjak saat itu, tiap tahunnya fanservice dalam anime pun semakin dan semakin berani menampilkan keterbukaan.

Mungkin ada beberapa di antara sobat WibuNews yang bertanya-tanya, kenapa sih bisa ada fanservice? Jawabannya sih simpel aja, karena permintaan pasar. Rata-rata penonton anime itu adalah ABG pria yang masih bau kencur, yyah sebenrnya banyak juga sih penonton dewasa ataupun yang tua.

Baca juga: Masalah Anime: Plot Cerita vs Cewek Moe & Fanservice

Fanservice dalam anime selalu meningkat tiap saatnya, bersamaan dengan meningkatnya produksi anime-anime ecchi. Oppai cewek-cewek dalam anime pun nampaknya jadi semakin besar dan semakin besar saja tiap waktunya. Contoh kecil bisa diliat dari oppai Nami dari anime One Piece yang ntah cuma perasaan saya doang atau emang semakin membesar di tiap arc nya.


Adakah Hal yang Baik Dari Fanservice?

Kalau sobat WibuNews coba browsing di internet, kalian akan mendapat pendapat tentang fanservice yang bermacam-macam. Ada yang bilang fanservice itu mantap, bisa membuat sebuah acara jadi enak ditonton, dan bahkan ada yang menganggap itu adalah seni. Yah, asalkan tidak terlalu berlebihan dan juga tidak mendiskriminasikan salah satu jenis kelamin, fanservice bisa menjadi sesuatu yang baik untuk anime. Akan tetapi, ada beberapa orang juga yang anti terhadap fanservice. Mereka berpendapat kalo fanservice itu adalah sesuatu yang haram, ofensif, mendiskreditkan wanita, merusak jalannya cerita.


Kedua pendapat itu nggak salah sih, itu mah tergantung gimana aja cara memanfaatkan fanservice itu sendiri. Misalnya Highschool DxD, anime sejuta umat yang bisa memanfaatkan fanservice dengan baik. Highschool DxD memiliki cerita yang bagus dan juga development karakter yang sangat baik. Fanservicenya sendiri tidak merusak jalannya cerita, bahkan hal tersebut malah menambah panasnya cerita.


Fanservice juga bisa digunakan untuk tujuan komedi. Misalnya Monster Musume, Panty and Stocking with Garterbelt, dan Shimoneta. Aniemnya sendiri bukanlah sebuah anime serius sehingga fanservicenya nggak terasa di paksain.

Terus Kenapa Fanservice Bisa Merusak Jalannya Anime?


Penggunaan fanservice haruslah konsistent. Kalau animenya bertemakan serius dan secara tiba-tiba muncul fanservice yang gak wajar, aneh, dipaksain, kan jadi konyol dan susah jadi fokus ke ceritanya. Atau kalau di awal di isi oleh banyak fanservice kemudian tiba-tiba animenya pengen serius, juga jadi aneh kan?

Selain itu banyak juga anime-anime yang menggunakan fanservice secara berlebihan dan di paksakan. Kayak ukuran oppai yang di luar kata normal, pertunjukan pantsu yang berlebihan, jatuh dan berakhir dengan memgang 'anu' dengan alasan yang gak masuk akal. Contoh kecil anime yang gagal memanfaatkan fanservice dengan baik misalnya Ikkitousen dan Eiken.

Kesimpulan


Yah, semua juga tergantung pada kalian yang menikmati aja, setiap orang punya selera yang berbeda. Ada yang suka dengan fanservice yang berlebihan, ada yang anti fanservice, ada yang normal-normal aja, yang masa bodo juga ada. Jadi... yah saya serahkan kepada kalian untuk menilai apakah fanservice itu baik atau buruk :)






0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.